News Tideng Pale – Warga Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara (Kaltara), tengah menghadapi gangguan jaringan internet serius yang telah berlangsung sejak dua hari terakhir. Masalah ini membuat aktivitas sehari-hari masyarakat terganggu, mulai dari komunikasi pribadi, kebutuhan hiburan, hingga sektor usaha kecil menengah (UKM).
Sejumlah warga dan pelaku usaha mengeluhkan lambatnya akses internet dan seringnya sinyal hilang, terutama pada jam-jam sibuk. Akibatnya, banyak kegiatan digital yang terhambat dan berdampak langsung terhadap pendapatan serta layanan kepada pelanggan.
💬 Pedagang Online Kewalahan, Pesanan Terbengkalai
Angga, pemilik kedai Rayuan Coffee, yang mengandalkan sistem pesan antar berbasis online, mengungkapkan bahwa pendapatannya menurun drastis akibat gangguan ini. “Sudah dua hari ini jaringan parah sekali. Kita yang berjualan online sangat terganggu. Banyak pesanan tidak masuk karena sinyal jelek,” ujarnya, Kamis (29/5/2025).
Baca Juga : Raden Florensius Resmi Jabat Dandim 0914/Tana Tidung Kaltara: Siap Dukung Penuh Program Daerah
Ia menjelaskan bahwa pesanan yang terlambat masuk atau tidak terkirim sering kali membuat pelanggan kecewa dan membatalkan order. “Kalau pesanannya baru masuk ketika sinyal sudah normal, orangnya sudah malas beli karena terlalu lama menunggu,” tambahnya.
📱 Warga Umum Juga Terdampak
Tak hanya pelaku usaha, masyarakat umum juga terdampak cukup berat. Keyla, warga setempat, mengaku kesulitan berkomunikasi dengan keluarganya di luar daerah. “Kalau jaringan internet bermasalah seperti sekarang, semua aktivitas jadi terhambat. Mau hubungi orang susah, cari info juga tidak bisa,” keluhnya.
Di era digital seperti saat ini, akses internet telah menjadi kebutuhan dasar, terutama di wilayah pedesaan yang sangat bergantung pada konektivitas daring untuk pendidikan, pekerjaan jarak jauh, hingga layanan publik.
🛠️ Penyebab Masih Diselidiki, Warga Minta Solusi Cepat
Hingga kini belum ada penjelasan resmi dari penyedia layanan mengenai penyebab gangguan jaringan tersebut. Beberapa warga menduga adanya kerusakan pada infrastruktur menara sinyal atau pemeliharaan jaringan oleh operator.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dan penyedia layanan internet segera melakukan tindakan konkret agar aktivitas bisa kembali normal. “Kami berharap ini tidak terus berlarut-larut, apalagi usaha kami bergantung pada koneksi internet,” tutup Angga.
Situasi ini menunjukkan perlunya peningkatan kualitas jaringan internet di daerah terluar seperti Tana Tidung, agar masyarakat tidak terus-menerus menjadi korban ketimpangan digital.
